Dikutip oleh team Okeplay777.
FOMO atau fear of missing out sebagai istilah yang belakangan ini ada di kelompok pemakai sosial media. Istilah itu jadi viral topic karena sensasi konser Blackpink di Stadion Gelora Khusus Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Sabtu (11/3/2023) dan Minggu (12/3/2023).
Beberapa netizen memandang beberapa pemirsa di konser itu ialah FOMO, bukan betul-betul fans Blackpink, atau sering disebutkan Blink. “Everyone’s stories is just blackpink (narasi semuanya orang hanya blackpink), FOMO sekali,” catat salah satunya netizen. “Berikut kalau menonton hanya karena fomo bukan betulan penggemar,” catat netizen yang lain. Sampai Senin (13/3/2023) jam 11.15 WIB, topik hal FOMO telah dibahas lebih dari 11.800 kali. Lantas, apakah itu FOMO?
Makna FOMO Diambil dari USAToday, FOMO sebagai istilah untuk memvisualisasikan ketakutan khusus yang ada saat seorang memandang dianya kehilangan beberapa hubungan sosial penting. Ketakutan itu selanjutnya menggerakkan seorang untuk coba ketahuinya. FOMO sebagai sikap untuk secara terus-terusan dan memaksakan ketahui apa yang sudah dilakukan seseorang. Hal tersebut dilaksanakan dalam usaha menjaga hubungan sama orang lain. Pada sebuah study pada 2013, FOMO diartikan sebagai kekuatiran yang semakin makin tambah meluas jika seseorang kemungkinan mempunyai pengalaman bernilai yang tidak ada di dianya.
FOMO terjadi sebagai efek dari sosial media. Sudah diketahui, sosial media bermanfaat untuk membagi beragam hal, seperti kegiatan, informasi, percakapan, dan yang lain. Sikap kognitif yang terkait dengan FOMO, seperti selalu mengupdate situs atau sosial media yang dijangkau. Terhitung dengan ketahui pemberitahuan yang ada pada handphone. Disamping itu, FOMO jadi sebuah ketakutan saat pribadi menanti masukan dari pesan seseorang atau penyempurnaan yang hendak terjadi. Keperluan untuk selalu turut serta dalam perbincangan sebagai salah satunya yang mengakibatkan pribadi memiliki sikap FOMO.
FOMO bisa berpengaruh negatif dalam kehidupan riil setiap hari, misalnya: Kekurangan tidur. Kualitas hidup menyusut. Kemelut emosional. Kesehatan fisik yang turun. Kekhawatiran. Menyusutnya kontrol emosi. Stres. Sikap menyelimpang.
stilah selainnya FOMO Dikutip dari verywellmind, berikut sejumlah istilah seperti FOMO yang lain yang ada: FOBO (fear of better options), merujuk pada ketakutan jika pribadi kehilangan alternative yang mempunyai potensi lebih bagus. MOMO (mystery of missing out), merujuk pada ketakutan jika pribadi kehilangan, tapi tidak mempunyai panduan mengenai apa yang dilewati. ROMO (reality of missing out), merujuk pada ketahui jika pribadi tidak kehilangan apa pun itu. FOJI (fear of joining in), merujuk pada ketakutan untuk share suatu hal di sosial media tapi tidak mendapatkan respon apa pun itu. JOMO (joy of missing out), merujuk pada hati positif atau kebahagiaan jika pribadi kehilangan atau terputusnya jaringan dengan sosial media. Ini sebagai kontradiksi dari FOMO.
Langkah meminimalisir FOMO Saat ini masih dari sumber yang serupa, berikut cara-cara untuk meminimalisir sikap FOMO yang gampang untuk dilaksanakan: Mengganti konsentrasi Ini bisa dilaksanakan dibanding konsentrasi pada kekurangan berkenaan apa yang dibahas di sosial media. Seharusnya, lebih fokus dari sesuatu yang dipunyai di sosial media. Pribadi bisa atur sosial media mereka untuk meminimalisir terpacunya FOMO, hingga akan terasa nyaman untuk diri kita. Detoksifikasi digital Habiskan terlampau beberapa waktu dengan handphone atau sosial media bisa tingkatkan FOMO. Kurangi pemakaian handphone dan sosial media dengan istirahat dari hal tersebut bisa menolong pribadi terbebas dari FOMO.
embuat jurnal Pribadi bisa membuat jurnal atau gabungan dari photo atau kreasi pribadi secara off-line dan menyimpan sebagai masa lalu. Ini bisa menolong pribadi bukannya mendapatkan kesepakatan khalayak berkaitan photo dan kreasi yang dipunyai hingga kehidupan bisa jalan lebih damai. Lakukan aktivitas di dunia riil Pribadi bisa perbanyak aktivitas di dunia riil untuk tingkatkan kualitas diri atau tingkatkan kesehatan badan dan psikis. Hal tersebut bisa memberi saat yang sempit untuk pribadi mainkan handphone dan berseluncur di sosial media.