Mengulas Sejarah Pohon Gaharu Yang Di Sebut Sebagai Pohon Surga .

ALADDIN138. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai kekayaan alam yang hebat. Bukan rahasia kembali bila Indonesia mempunyai bermacam spesies khas serta unik yang bahkan juga masih tersisa mistis sampai sekarang ini. Satu diantaranya ialah Gaharu, sebuah pohon asli dari Kalimantan sebagai sasaran beragam negara di dunia.

Pohon Gaharu cuma diketemukan di Indonesia, nilai jualnya sekitar Rp. 10-35 juta untuk tiap satu kg tergantung pada kwalitasnya. Mahalnya harga kayu dari Pohon Gaharu dikarenakan oleh kandungan resin yang mempunyai wewangian harum yang unik dan banyak dicintai. Produsen alat kecantikan seperti sampo, dupa, dan minyak wangi memakainya sebagai material dasar produk-produknya.

Resin yang berada di Pohon Gaharu dibuat oleh semacam mikroba yakni Fusarium sp. saat umur pohon capai 25-30 tahun. Karena perlu saat yang benar-benar lama, sekarang beberapa petani menyiasatinya dengan menyuntikkan mikroba Fusarium sp. pada Pohon Gaharu yang berumur 5 tahun hingga resin dibuat bisa lebih cepat.

Wewangian harum kayu Gaharu dapat tercium cukup hanya membakarnya saja tanpa perlu pemrosesan yang sulit. Kayu dari Pohon Gaharu kadang dipakai untuk kepentingan spiritual dengan menjadikan gelang atau tasbih. Beberapa negara yang kerap pesan kayu Gaharu dari Indonesia yakni Oman, Yaman, Saudi Arabia, Jepang, Korea, dan Singapura.

Pohon Gaharu dari Surga

Kayu dari Pohon Gaharu sebagai salah satunya kepuasan yang Allah SWT persiapkan untuk beberapa penghuni surga. Ini ada dalam hadits H.R. Muslim yang maknanya seperti berikut.

Gaharu dibuat oleh tanaman sebagai tanggapan dari mikrob yang masuk ke jaringan yang cedera.[2] Cedera pada tanaman berbahan kayu bisa karena dengan alami karena ada cabang dahan yang patah atau kulit terkupas, atau secara menyengaja dengan pengeboran dan penggergajian.[2] Masuknya mikrob ke jaringan tanaman dipandang seperti benda asing hingga sel tanaman akan hasilkan sesuatu senyawa fitoaleksin yang berperan sebagai pertahanan pada penyakit atau bakteri.[3] Senyawa fitoaleksin itu bisa berbentuk resin warna coklat dan beraroma wangi, dan menimbun pada pembuluh xilem dan floem untuk menahan meluasnya cedera ke jaringan lain.[3] Tetapi, jika mikrob yang mengontaminasi tanaman bisa menaklukkan mekanisme pertahanan tanaman karena itu gaharu tidak tercipta dan sisi tanaman yang cedera bisa membusuk. Beberapa ciri sisi tanaman yang sudah hasilkan gaharu ialah kulit tangkai jadi lunak, judul tanaman menguning dan rontok, dan terjadi bengkak, pelekukan, atau penebalan pada tangkai dan cabang tanaman.[4] Senyawa gaharu bisa hasilkan wewangian yang wangi karena memiliki kandungan senyawa guia dienal, selina-dienone, dan selina dienol.[4] Untuk kebutuhan komersil, warga mengebor tangkai tanaman pemroduksi gaharu dan masukkan inokulum cendawan ke dalamnya. Tiap spesies pohon pemroduksi gaharu mempunyai mikrob detil untuk menginduksi pendapatan gaharu dengan jumlah yang lebih besar. Contoh-contoh cendawan yang bisa dipakai sebagai inokulum ialah Acremonium sp., Cylindrocarpon sp., Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum, Fusarium lateritium dan Chepalosporium sp.

Gaharu dibuat oleh tanaman sebagai tanggapan dari mikrob yang masuk ke jaringan yang cedera.[2] Cedera pada tanaman berbahan kayu bisa karena dengan alami karena ada cabang dahan yang patah atau kulit terkupas, atau secara menyengaja dengan pengeboran dan penggergajian.[2] Masuknya mikrob ke jaringan tanaman dipandang seperti benda asing hingga sel tanaman akan hasilkan sesuatu senyawa fitoaleksin yang berperan sebagai pertahanan pada penyakit atau bakteri.[3] Senyawa fitoaleksin itu bisa berbentuk resin warna coklat dan beraroma wangi, dan menimbun pada pembuluh xilem dan floem untuk menahan meluasnya cedera ke jaringan lain.[3] Tetapi, jika mikrob yang mengontaminasi tanaman bisa menaklukkan mekanisme pertahanan tanaman karena itu gaharu tidak tercipta dan sisi tanaman yang cedera bisa membusuk. Beberapa ciri sisi tanaman yang sudah hasilkan gaharu ialah kulit tangkai jadi lunak, judul tanaman menguning dan rontok, dan terjadi bengkak, pelekukan, atau penebalan pada tangkai dan cabang tanaman.[4] Senyawa gaharu bisa hasilkan wewangian yang wangi karena memiliki kandungan senyawa guia dienal, selina-dienone, dan selina dienol.[4] Untuk kebutuhan komersil, warga mengebor tangkai tanaman pemroduksi gaharu dan masukkan inokulum cendawan ke dalamnya. Tiap spesies pohon pemroduksi gaharu mempunyai mikrob detil untuk menginduksi pendapatan gaharu dengan jumlah yang lebih besar. Contoh-contoh cendawan yang bisa dipakai sebagai inokulum ialah Acremonium sp., Cylindrocarpon sp., Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum, Fusarium lateritium dan Chepalosporium sp.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *